A-GA-MA (alert: a bit sensitive thoughts!)

/
0 Comments
Yang Kuasa, berpendar dan tak berpendar
Agama. Saya yakin hampir semua orang punya agama soalnya pasti tertera di KTP. Urusan masing-masing juga apakah mereka menaati perintah agama atau tidak. Sayangnya kebanyakan orang terlalu banyak mengecam dan mengatasnamakan agama jika kelakuan mereka nggak baik, terutama agama yang minoritas. Langsung jadi jajanan massal bagi mereka yang mayoritas narrow thinking terhadap perbedaan keyakinan. Kalau di Kita bilang balok di mata sendiri pun nggak dilihat, malah melihat balok orang lain.

Sejujurnya saya bukan orang yang pintar tafsir Kitab Suci. Keyakinan saya juga termasuk minor. Bukan berarti yang minor semuanya pasti suci. Siapa sih yang benar-benar suci? Kita boleh ngejudge ini suci, dia suci, itu suci. Tapi pikiran Tuhan nggak bisa diselami sama kepala manusia yang cenderunh sok tahu. Saya nggak memungkiri kalo saya sendiri adalah orang yang sok tau karena saya orang yang suka punya persepsi. Kita cuma bisa nebak-nebak jalan Tuhan, tapi kalo memasrah dan jalani apa adanya why not.

Nggak bermaksud lecturing. Saya punya pemahaman sendiri tentang Tuhan. Saya bukan orang yang begitu agamis dan religius seperti sebelumnya. Saya baru menyadari arogansi tentang sebuah kata "religius" ada pada saya ketika itu. Baca Kitab Suci tiap hari, mendengarkan suara Tuhan. Saya begitu mencintai Tuhan sampai saya pernah bilang kalo saya nggak mau nikah. :p
Hingga saya merasa sakit hati karena teman-teman perkumpulan doa yang saya ikuti punya pagar masing-masing, punya kelompok masing-masing, sedangkan saya? Saya merasa terppinggir banget kala itu. Saat saling mendoakan dan membentuk kelompok saya tak begitu dianggap. Well, saya keluar.

Nilai plus yang bisa diambil saat itu iman saya begitu bertumbuh. Saya nggak mau ngomongin ayat KS berapa, tapi saya cuma tahu aja... saya jadi nggak begitu agamis, jarang baca KS, doa juga kadang-kadang kalo butuh aja. Malu dan ngaku kalah telak. Saya bukan orang yang religius bahkan orang tua saya mungkin anggap saya  orang yang jarang berdoa :)

Tetapi saya selalu menemui perjumpaan saya dengan Tuhan melalui orang-orang yang saya temui. Itu nggak ada harga yang bisa terbayar. Saya belajar banyak dari mereka, orang-orang berdosa yang banyak orang cap jelek! Orang yang sebagian besar dinilai akan masuk neraka karena nggak mematuhi 10 perintah Tuhan. Titah Tuhan apakah yang dititahkan manusia bener-bener terjadi? Well, siapa yang tahu apa yang Tuhan maksud? Kadang kita pun nggak menduga.

Satu hal yang saya suka dari ucapan Paus Fransiskus mengenai orang yang homo seksual... Kata beliau, jika mereka datang kepada Tuhan dan berdoa kepadanya, siapa kita sih yang berani ngejudge mereka? Kita nggak ada hak buat ngejudge.

Yang kebanyakan pengetahuan, yang ahli banget menafsir, yang getol banget sama aturan... apakah mereka bisa suci banget? Mereka sama saja kayak kita, jalannya berbeda. Kadang kita dikasih jalan yang berkelok, kadang nggak, kadang malah didorong jatuh ke jurang.

Ajaran agama yang paling nyantol di kepala saya cuma ada 3. Iman, pengharapan, dan kasih. Setiap orang punya itu dan 3 hal tersebut tinggal di dalam kita, tetapi yang paling besar di antaranya adalah KASIH. Siapa kate berbuat kasih gampang. Kelihatannya gampang, memang ketika kita hanya bisa memberi tanpa mengharap kembali, ketulusan yang kadang tak begitu terpandang... dan kita harus terima apa adanya, berpasrah...

Kadang beragama pun serasa ingin menjadi tuan karena berpengatahuan. Lebih baik tak bertuan dan tak berpengatahuan banyak, lalu menjadi naif karena berpasrah.


You may also like

Tidak ada komentar:

Bohong ketika orang bilang tidak suka menulis dan membaca...

karena semua orang penulis dan semua orang pembaca...

Monggo Mampir

Diberdayakan oleh Blogger.

Tulisan(s)