"Welcome To The Jungle" coba lamar jadi pramugari

/
0 Comments
sumber: baratamedia.com
Salah satu ucapan temanku setelah aku lulus kuliah, "Welcome To The Jungle, Mar!"
Yeap, asli... tadinya kukira hanyalah istilah sambil lalu aja karena masuk ke tahap selanjutnya. Tahap angkatan kerja. Sebenernya udah lulus, tinggal nunggu wisuda dan nunggu ijazah. Ini yang aku butuhkan sebenernya. Ijazah. Tapi sekarang pun berbekal sertifikat tanda lulus aja buat cari kerja karena ijazah belum jadi.


Entah tadinya mau liburan, menenangkan diri dari masa stress pikiran yang berkecamuk. Eh... jadinya liburan malah makin tambah orang jadi stress. Yang itu bakal ada sesi khusus. Hehehe, intinya untuk mengalihkan pikiran berkecamuk aku butuh kerja. Tapi kapan ya bisa dapet. Sampai sekarang aku belum dipanggil di perusahaan mana-mana padahal udah kirim lamaran segambreng. Dan emang betapa susahnye ya cari kerja. Karena kalo kata bokap, memang bener sih, tiap bulan hingga tahunnya pasti akan bersaing soalnya universitas-universitas bakal muntahin lulusannya sekian ribu orang dan itu bakal jadi teman tapi lawan. Tadinya kuanggap enteng, ternyata....

Akhirnya ada 1 perusahaan penerbangan yang respon resumeku yang dikirim secara online. Niatannya buka website perusahan tersebut cuma mau tahu apa dia buka lowongan di bagian media internal atau corporate communication. Tapi yang dibuka cuma lowongan pramugari. Garuda Indonesia, yes of course! Siapa sih yang nggak ke-GR-an kalo imelnya direply sama Garuda, perusahan gede yang notabene dapet penghargaan Best Economy World Class, urutan ke-8 best airlines di dunia. Seneng bangetlah. Padahal cuma iseng aja apply di Garuda.

Yang bikin nggak pede, ketika para cewek punya masalah sama tinggi dan berat badan, aku mengalami hal tersebut. Ketika para cewek mengeluhkan tingginya kurang, aku malah kelebihan. Untuk tinggi dirange antara 158-172 cm. Sedangkan aku? 173.5 cm dan sudah tertulis di resume. Tapi herannya masih bisa diterima. Tapi tetep aja ketar ketir.

9 Agustus lalu berjibun cewek-cewek cantik dengan dandanan apik juga rambut ada yang digelung siap ala pramugari Garuda yang siap-siap di depan pintu pesawat menyambut penumpang. Aku? Rambutku cuma dikuncir kuda, dandan ala kadarnya, pake sepattu pantofel gak mau tinggi-tinggi amat soalnya badan udah tinggi.

Tiba di bagian pengukuran tinggi badan sempat ketar-ketir, Si Mbaknya yang agak pendek ngukur tinggiku yang menjulang. Terbaca 173 cm, Jengjeng! Dia udah nanya, "Prosedurnya maksimum tinggi berapa?"
Aku jawablah, "172" *muka ketar ketir*
Terus disuruh pindahlah ke tempat ukur tinggi di sebelahnya. Diukurin sama mas-masnya. Terbaca, pas! 172 cm. Dalam hati aku bersyukur banget. Udah coba doa Novena jitu yang kata orang pasti permohonannya terkabul. Tapi itu pun berdasarkan kehendak Tuhan, kalo memang dasarnya jalan-Nya pasti terkabul. Itu untuk tahap I aku lolos dan berat badan juga oke katanya! Jebreeettt! Padahal banyak juga loh yang gugur di tahap I ini. Masuk ke tahap II.

Tahap II... di auditorium yang banyak banget kursinya tapi penghuninya sedikit banget. Kayaknya banyak yang tidak masuk seleksi untuk tahap ini. Tahap II merupakan tes penampilan. Di sini saya diinterview sama Mbak Cantik yang kayaknya pramugari juga. Pertanyaan ringan dan seharusnya semua orang bisa jawab. Giliran disuruh jalan bolak balik lepas sepatu, mungkin disini aku agak kaku. Karena tegang dan gak santai. Jadi tesnya cepet dan disuruh ke meja seberang. Eh pas sampe meja seberang dikasih amplop dan dibilang sama petugasnya "Mbal, maaf ya untuk tahap ini Mbak juga belum berhasil. Mungkin bisa dicoba lagi lain kali. Terima kasih!"

Saat itu biasa aja sih rasanya, tapi pas dipikir-pikir lagi, ditolak tanpa alasan yang kurang jelas dan hanya menebak-nebak aja jadi sebuah teka-teki yang besar. Padahal di awal waktu mau berangkat, jadi gak gitu excited. Dengan pikiran, rasanya aku masih harus lanjutin apa yang sudah aku pelajari di masa kuliah. Dunia jurnalistik. Kemudian pikiran pun berkecamuk sampai sekarang. Sempet down, minder, dan hopeless. Well, gak apa-apa juga sih coba-coba. Nanti aku bakal cerita aku ketemu dengan orang-orang yang seperti apa di sana. Dan nggak ada salahnya, siapapun kamu, berapa beratmu, berapa tinggimu, seberapa besar kamu ingin atau tidak atau iseng mau jadi pramugari ikut ajaaaaa....

Ketika aku ditolak aku jadi semakin termotivasi dan ambisius untuk mencoba tes pramugari lagi sambil cari pekerjaan dalam bidangku, jurnalistik. Karena detik ini pun aku masih suka nulis walau jarang apdet blog. Hahaha :D

Wishing you all a bunch of luck!
Yang buat pengen banget jadi flight attendant, bisa baca-baca di forumpramugari.wodpress.com :)
banyak cerita inspiratif dan motivasi disitu. Persiapan seperti apa yang dibutuhkan. So semangat kawan kawan! Cukup nagih loh!


You may also like

Tidak ada komentar:

Bohong ketika orang bilang tidak suka menulis dan membaca...

karena semua orang penulis dan semua orang pembaca...

Monggo Mampir

Diberdayakan oleh Blogger.

Tulisan(s)