Di bawah lebih baik :')

/
0 Comments
Kalau bicara jujur sih sebenarnya susah banget untuk gue karena gue bukanlah tipe orang yang segampang menjentikkan jari untuk membuka diri. Nggak semua teman gue ataupun sohib gue (bahkan) tahu apa saja yang ada diri gue. Nggak semuanya tau apa yang gue suka, kejelekkan gue, ketenaran gue, pikiran buruk gue, dan lain-lain.

Hidup sebagai minoritas di kaum mayoritas. Mulai dari sekolah saja, sampai lingkungan gereja. Gue sudah biasa terbilang sebagai kaum minoritas. Nggak perlu dispesifikasi minoritas dalam hal apa. Mungkin pada dasarnya gue juga yang suka sekali meminoritaskan diri. Berhubung gue orangnya agak susah bergaul dengan orang yang baru (sebenarnya lho) dan juga pakai 'kacamata was-was', susah sekali untuk mencari topik obrolan yang pas. Apalagi kalau sudah tergabung dalam kelompok terkadang aktivitas yang gue lakukan hanya blanga-blongo, ara-lirik, ketawa kalau ada yang ketawa. Pokoknya cupu abis. Apalagi nih, gue paling nggak bisa memulai topik obrolan sama cowok (nggak mau munafik). Yang sama cewek aja suka bingung, apalagi sama cowok?!

Mau dari SD temenannya sama orang yang itu-itu saja. SMP juga sama saja. Tapi sejak SMA gue udah mulai bisa berkembang , tapi sedikit-sedikit. Dunia SD dan SMP pun baru kelihatan bedanya dengan dunia SMA. Kalau diflashback lagi memang benar-benar this is my world within any sucks thing.

Dan kini, dunia kuliah gue. Balik ke titik awal, dari nol, dan jadi orang cupu lagi. Bukannya bagaimana sih, tapi aku harus bilang apa. Kadang-kadang iri melihat siswa-siswi berbaju putih abu-abu bergerombolan dengan canda tawa mereka, celotehan mereka, curhatan mereka. Mungkin masaku tidak seindah mereka, tapi setidaknya aku punya kenangan-kenangan baik maupun buruk kok di masa SMA. Bila perlu, aku tarik masa itu dan kutaruh ke dalam bingkai-bingkai, jadi tetap bisa terkenang. Walau di sana sama saja agak terminoritaskan.

Baiklah, apa yang gue katakan tentang minoritas disini ialah gue. Masalah komunikasi, tapi kenapa gue ambil jurusan komunikasi?! Gue mungkin belum bisa jawab sekarang. Berhubungan gue juga sedang dalam proses pencarian jati diri, apa sih mau gue sebenarnya?
Kalau disuruh pilih kelompok sendiri oleh guru / dosen untuk kerja suatu projek, pastinya gue dan teman-teman terdekat gue yang nggak begitu banyak akan mendapatkan 'sisa' orang dan mengemis-ngemis kelompok lain siapa sih yang kelebihan kelompoknya. Atau menanyai orang satu per satu siapa yang belum dapat kelompok? Sebenarnya gue udah biasa sih dengan hal yang seperti ini, hanya saja gue masih bertanya, kapan sih gue bisa berkomunikasi dengan mereka?

Kadang gue iri sama kakak gue sendiri yang bisa bikin geng sendiri. Awalnya dia orangnya kurang suka bergaul dan nongkrong selalu di depan komputer. Tapi waktu dia kuliah, dia punya geng yang isinya sebelas-dua belas orangan. Emang sih dalam hati gue iri berat. Tapi kadang gue mikir, kalau gue mungkin hidup untuk / sebagai minoritas. Ini berkaitan kenapa gue ngambil jurusan komunikasi. Gue perjelas : alasan gue mengambil jurusan komunikasi. Padahal gue sendiri susah banget untuk berkomunikasi dengan orang lain. Related and just one of my besties know this nor the others. Gue akan kasih tahu kalau gue udah mantap.

Intinya sih begini, kita belajar apa sih yang orang alami ketika dari bawah dan kita memang berada di dalam posisi mereka. Memang nggak enak, tapi inilah prosesnya. Kalau mau menangis, ya menangis, tapi jangan menyerah kalau merasa diminoritaskan. :)

Gbu


You may also like

Tidak ada komentar:

Bohong ketika orang bilang tidak suka menulis dan membaca...

karena semua orang penulis dan semua orang pembaca...

Monggo Mampir

Diberdayakan oleh Blogger.

Tulisan(s)