"Terima kasih, Mbak. Tuhan memberkati."

/
0 Comments
Hari ini saya bersyukur bisa jalan-jalan dengan kakak saya. Rencananya mau nonton transformer 3d, saya sih gak begitu suka dengan film robot2an aneh. Saya lebih memilih Harry Potter daripada transformers. Jadi kami hanya berkeliling dan makan di Puri Indah Mall.

#mundur

Saya sebenarnya tidak merasa begitu bersemangat ketika Mama menyuruh saya membeli baju baru, karena saya jarang sekali membeli baju. Saya lebih terobsesi dengan buku. Dulu, setiap kali saya membeli baju pasti Mama selalu bilang banyak baju. Papa juga selalu begitu. Jadi, saya berhenti untuk membeli baju2 atas alasan kepuasan. Terbentuklah saya yang lebih terobsesi dengan buku.

#mundur

Tadi saya dan kakak mengantar Mama ke rumah sakit. Saya nggak tahu persis sejujurnya penyakitnya apa, tapi Puji Tuhan, Mama lebih baik. Saya juga selalu bantu doa walau saya sering terlihat cuek dan tidak peduli. (saya harap nggak ada yang baca ini)

Saya memang cuek, saya nggak bisa nunjukkin kalau saya peduli. Saya cuma bisa kerja dari belakang tanpa perlu dipuji. Saya hanya melakukan yang saya bisa untuk menggantikan kata peduli. Saya jarang terlihat peduli, bahkan mungkin mereka anggap saya nggak peduli sama sekali. Hahaha

#sekarang

Bisa dilihat dari judulnya mungkin sudah terdengar biasa sekali, sih. Hanya saja saya cukup terkejut karena yang mengatakan ini bukanlah oraang yang biasa.

Saya memang sedang banyak masalah. Mau nangis aja nggak bisa nangis, mau teriak nggak bisa teriak (secara saya di rumah), mau bicara tapi saya harus jaga perasaan orang. Saya bingung banget.

Saya kemaren2 sempat jauh dari Tuhan dan beberapa saat saya mencoba untuk kembali dan mulai berdoa juga bersandar.

Hari ini kakak saya cuti, sengaja untuk meluangkan waktu pergi bersama. Soalnya, saya waktu sebelum libur semester, jadwal saya padat banget untuk meluangkan waktu bersama. Oke, harusnya hari ini senang. Tapi nggak bisa senang. Ada masalah dan selalu ada masalah. Begitu cara Tuhan bentuk saya.

Begitu saya dan kakak pulang, kami memutuskan untuk naik BlueBird. Pas masuk taksi, saya terkesima! Radio yang terstel familiar di telinga saya. Ini siaran kalau tidak salah 100.6, dimana orang2 bersaksi dan berdoa. Saya cukup kaget, kok si pak supir menyetel ini?
Kemudian, saya melihat sebuah buku yang saya tebak itu kitab suci. Saya menerka2, mungkin si pak supir bukan beragama muslim.

Ia menyetir dengan sangat hati2, berbeda dengan supir lainnya yang bikin spot jantung. Ketika samapai ditujuan, kakak saya menyerahkan uangnya dan menyuruh si bapak untuk mengembil kembaliannya. Ketika itu Pak Supir mengatakan, "Terima kasih, Mbak. Tuhan memberkati."

Aku pun membalasnya, "Terima kasih, Pak. Tuhan memberkati"
Amazed. ia masih menyempatkan diri di tengah2 kesibukannya sebagai supir taksi untuk berdoa dan merenung. Membawa kitab suci sambil mendengarkan radio rohani yang saya lihat kalau tidak salah 107.9.
Be blessed Pak Supir :)


You may also like

Tidak ada komentar:

Bohong ketika orang bilang tidak suka menulis dan membaca...

karena semua orang penulis dan semua orang pembaca...

Monggo Mampir

Diberdayakan oleh Blogger.

Tulisan(s)