Kebisingan Random di Ruang Biru

/
0 Comments
Entah pukul berapa ini... Ruangan serba biru. Tembok biru. Lantai biru. Kursi biru. Seragam petugas biru. Selimut biru. Tempat tidur putih. Kaki tempat tidur biru. Biru. Biru. Biru. Kelam. Padahal biru warna favorit saya. Ini rumah sakit, ini IGD rumah sakit di daerah Kyai Maja dekat Barito, Jakarta Selatan.


Saya duduk di kursi biru. Diam. Doa saya daraskan dalam hati. Bapak berbaring di atas tempat tidur, mengeluh dan menyebut nama Tuhan. Ibu saya berlinang sambil berdoa. Saya diam dan mungkin mereka mengira saya tak peduli dengan keadaan. Mungkin mereka mengira saya lupa dengan Tuhan. Mungkin... mungkin...

Sebelumnya dokter mengucap selamat pagi. Ini jam setengah dua pagi. Aneh jam setengah dua disebutnya pagi. Saya diam, menatap dokter dan malas bicara. Malas bicara pada orang-orang, saya sangat kaku. Kaku karena saya tegang.

Saya diam...
Dalam diam suara menderu. Teriakan. Isakan tangis. Itu ruang IGD di pagi hari kala matahari belum terbilang nyata untuk gelap yang disebut pagi.
Saya mendengar...

"Aduh... Aduh... Sakit dadanya... Kok bisa loro sih? Tuhan..." (loro: Bahasa Jawa artinya sakit)

"HUAAAAAA!!! HAAAAAAA...!!! *menangis histeris* HAAAAAAAAAAAAA!! TAKUUUUTT.... TAKUUUTT! YA ALLAH! RINI TAKUT YA ALLAH!! HAAAAAAAAAAAAAAAAA!!! RINI TAKUT! RINI TAKUT!!! YA ALLAAAAAH!! YA ALLAAAAH! RINIIII TAKUT, YA ALLAH!!"

"Iya, sakit ini. Buat duduk aja sakit, dok. Saya buang air besar...... bla bla bla....."


"Nggak mau. Sakit! Sakit! Sakiiit! Bunda aku nggak mau! Bunda. Iiiih, aku nggak mau! Sakit. Aku nggak suka!" (anak kecil)

"Biar tante bersihin kumannya ya. Uuuh, bandel ya kuamnnya lari-lari." (suster)

"Aku nggak mau. Bunda!"

"Pintar ini kumannya udah dibersihin. Coba tangan satunya mana?"

"Nggak mau!"

"Nggak sakit kok, kan kayak tadi itu didingin-dinginin aja. Nggak sakit kan?"

"....."

"Ih pinter, ini calon dokter ya?" (dokter)



"Aduh, aduh... Sakit dadanya."

"Iya sakit dok. Udah mau pingsan saya tadi rasanya."

"Ohh, Bapak tinggal di Siliwangi?"

"Iya, kapan-kapan mampir ya ke rumah."

"Itu, tadi wajahnya aja kelihatan nggak kuat gitu lho...."

"Sakiiit! Aduh sakiiiit!!"

"HUUUUUUUUUUUAAAAAAAA!! HAAAAAA!! HUAAAAAAA!! RINI TAKUT YA ALLAH!!!"


Bisa gila saya. Tidak tega. Saya berharap saya ibu peri. Tapi saya bukan. Dokter pun bukan. Suster pun bukan. Mereka tidak bisa menghilangkan sakit secara langsung. Yang diharapkan dari teriakan itu ialah ketuntasan sakit mereka diakhiri.

Kenapa dokter tidak gila ya? Suster juga tidak. Mental mereka baik sekali. Saya kira, saya tidak. Saya bakal panik karena saya orang yang panik. Setiap teriakan yang terlontar saya bisa stress menanganinya.



Bising random di RSPP


You may also like

Tidak ada komentar:

Bohong ketika orang bilang tidak suka menulis dan membaca...

karena semua orang penulis dan semua orang pembaca...

Monggo Mampir

Diberdayakan oleh Blogger.

Tulisan(s)