Kembali Kepada Komunitas

/
0 Comments
Deadline! Deadline! Kerja! Kerja!!
Komunitas, begitu banyak bergelimang komunitas dan semacam NGO yang merangkap komunitas. Mereka yang dilabeli "yang peduli" terhadap "apapun itu bidangnya". Tiap komunitas dan NGO punya bidang yang spesifik. Ada yang khusus peduli sama sampah, tentang kepentingan internet, peduli anak kecil, peduli ini-peduli itu. Dan kelihatannya begitu banyak orang yang masih peduli tentang hal yang berbau kemanusiaan. Masih banyak orang baik yang mau menolong satu sama lain. Syukurlah masih ada yang peduli.

Sebenarnya saya lumayan skeptis sama hal-hal yang berbau komunitas. Sangat skeptis. Bisa dibilang saya udah buang-buang jauh tentang the aim of a community yang sifatnya begitu baik. Jujur ya, menurut pandangan saya sebelumnya, orang-orang yang mau ikut komunitas nggak semuanya murni punya tujuan untuk mewujudkan visi komunitas.

Saya pernah ikut komunitas sebelumnya. Pertemanan saya bertambah, kepercayaan saya menguat, percaya diri saya meningkat, dan solidaritas kami pegang teguh kala itu. Kemudian beberapa orang mulai cekcok, satu per satu pergi, saya diPHP-in... iming-iming this is a real good community. Mau susah bareng-bareng.

Dari 40 sekian orang sisa 5 orang. Hingga saya coba mengumpulkan kembali kepercayaan mereka satu sama lain dan sukses membuat sebuah kegiatan walau kudu nangis-nangis sambil morat-marit. Pulang malem, pulang pagi, berangkat subuh, mondar-mandir naik ojek minta tanda tangan yang punya kuasa biar uangnya dicairin, mohon-mohon, nginep sini, bantuin masak rame-rame, ketawa-ketawa, nangis-nangis. Cuma 5 orang yang aktif buat bikin acara yang pesertanya 40an orang. Acara alam, acara sosial.... yang akhirnya bobrok juga saat pergantian ketua. :p
Tapi at last saya senang kok, tidak menyesal. Tapi saya sudah nggak bisa percaya lagi sama yang namanya komunitas.

"Lo itu ibaratnya masih berusaha ngapung-ngapung di tengah lautan, padahal yang lainnya udah tenggelam."
F*ck this person. Ini adalah pernyataan seseorang yang pernah PHP-in saya. Dan saya udah pernah berapa kali di PHP-in tentang kepercayaan sampai saya memiliki rasa krisis kepercayaan.

Saya pernah ikut komunitas doa, yang juntrungnya harus mendoakan satu sama lain. Kok saya sendiri malah merasa nggak didoain karena mereka udah punya kelompok atau sekat masing-masing. Kecewa. Keluar.

Embel-embelnya begitu indah ketika mendengar kata komunitas. Saya begitu heran mengapa orang bisa aktif di satu atau banyak komunitas. Sedangkan saya sendiri mempertahankan apa yang ada malah nggak bisa.

Akhirnya saya coba merakit dan membangun lagi mengenai istilah komunitas sebenarnya. Berada di lingkungan baru sebenarnya poisisi yang super duper nggak nyaman buat saya. Malah saya lebih baik memutuskan untuk mengundurkan diri. Pelis deh.

Tapi akhirnya saya sadar. Banyak orang yang hidup dari komunitas, belajar untuk bekerja sama, menambah relasi, dan memupuk kepercayaan. Saya masih belajar untuk mengulang dari awal dan siap dibaik-baikin atau disakitin. :)

Saya masih skeptis. Sangat skeptis. Tapi saya sedang belajar memahami kembali. Yaaaa.... setidaknya bisa membuat luka lama saya sembuh.

Akhir-akhir ini saya mau coba ikut komunitas nih, walau kedengerannya sok-sokan, tapi lagi-lagi saya mau belajar aja, untuk ini untuk itu untuk nganu. :)


Kalo bisa berubah di komunitas, kenapa nggak?

btw, maaf yak.. lupa publish segera hahahaha


You may also like

Tidak ada komentar:

Bohong ketika orang bilang tidak suka menulis dan membaca...

karena semua orang penulis dan semua orang pembaca...

Monggo Mampir

Diberdayakan oleh Blogger.

Tulisan(s)